Reklamasi Pulau Serangan, Denpasar. Semula, luas pulau hanya 110 hektar. Oleh PT Bali Turtle Island Development (BTID), direklamasi lebih 400 hektar. Ini lah yang menyebabkan perubahan arus sehingga menyebabkan abrasi di sebagian pantai Bali Selatan.
Dari sekian pantai yang mengalami abrasi, Pantai Lebih adalah pantai yang mengalami abrasi terdahsyat, tidak hanya di Bali, termasuk di seluruh Indonesia.
Abrasi yang terjadi di pantai sangat berdampak buruk, mulai dari banyaknya warung yang harus pindah-pindah tempat untuk menghindari ambruknya warung karena deburan ombak, susahnya pedagang batu hitam untuk mencari batu hitam sejak abrasi terjadi dan yang lebih parah lagi adalah dekatnya jarak pantai dengan jalan raya, dan juga mengganggu petani palawija.
Abrasi yang terjadi di pantai Lebih sudah merenggut kebahagian banyak warga yang mencari sesuap nasi dari pantai tersebut. Selain itu abrasi juga telah merusak pesona keindahan pantai. Kini hampir tidak ada bibir pantai karena kian hari abrasi selalu terjadi.
Pemasangan beton dan batu dilakukan untuk mencegah abrasi meluas. Ini juga dapat mencegah ombak yang akan menggerus bangunan Padmasana yang sering digunakan untuk upacara keagamaan.
Kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika terjadi REKLAMASI terjadi di Teluk Benoa, tentunya akan membawa dampak lebih negatif lagi bagi pantai yang berimbas pada kehidupan warga masyarakat Bali. Untuk mencegah hal tersebut sudah banyak penolakan yang dilakukan oleh Masyarakat Bali, Desa Adat, Aktivis Pecinta Alam, Komunitas, Sekaa Teruna dan lain-lain.
Kini saatnya Desa Adat dan Masyarakt desa Lebih bergerak menyuarakan penolakan REKLAMASI di Teluk Benoa. Mengutip semangat Gendo Suardana di Post Facebook Kamis (10/03/2016)
"Anda pernah mendengar Pantai Lebih di Kabupaten Gianyar? Pantai yg cukup legendaris, selain tempat ritual juga sebagai salah satu tempat pelopor kuliner laut.
Pantai Lebih sudah tak seperti namanya. Kian hari kian berkurang karena abrasi. Warga menduga abrasi keras sejak reklamasi Pulau Serangan. Sekarang pantai Lebih telah menjadi kurang, tak berpantai.
Karena Manusia bukan keledai, tak mau jatuh ke lubang yg sama tuk kedua kalinya, kini Desa Adat Lebih bangkit melawan. Mereka menolak reklamasi Teluk Benoa.
Ayo kita bersolidaritas atas gerakan ini!"
Pantai Lebih bukan hanya milik masyarkat desa Lebih, Gianyar. Tetapi milik kita bersama, kita harus ikut menjaga, berjuang untuk Bali, kita tidak mau tenggelam. Mari bergabung bersama Gerakan Moral Tolak Reklamasi di Pantai Lebih, Kamis (10/03/2016) Pukul 14.00 Wita.(E64)
No comments:
Post a Comment