Pelangi tak akan seindah hiasan kain warna-warni disini, mengayun di setiap sudut kamarku, membentuk rangkaian sebagai tali pengikat diantara aku dan dia, berbagai jenis bunga tersenyum manis dengan wangi yang beraneka ragam, isyaratkan surga telah kugapai, disini dikamar ini. Malam penantian tak ingin kulewatkan dengan mu wahai mimpi, aku ingin terjaga menatap dia, pasangan hidupku. Karena ini adalah malam pertama dan yang terakhir sampai aku bisa kembali lagi menatapnya setelah perjalanan jauh.
Puisi, Sajak, Lirik, Cerita, Berita, Kisah Nyata, Artikel, dan Berbagi Pengalaman.....
Showing posts with label Ceritaku. Show all posts
Showing posts with label Ceritaku. Show all posts
Sunday, 1 April 2012
Wednesday, 22 February 2012
Cinta Via
Ku ingin mentari telat bangun esok hari, dan berharap sang jago tidak membangunkanku dengan kokokan pagi. Aku tak mau menyambut pagi, karena berharap ini bukanlah hari terakhir dimana esok ia akan pergi.
Thursday, 15 December 2011
Maafkan Aku, Ibu...
Ini kisah sedih yang mengiris hati saat aku mencoba mengungkapkan kepedihan seorang Ibu, harapku semoga kalian terinspirasi oleh cerita ini, meskipun cerita ke-2 ku ini belumlah sempurna, terima kasih.
"Selamat pagi nak...sarapan dulu sini, Ibu sudah menyiapkan bubur ayam kesukaanmu nak,,," sapa Ibu Ratna, namun bukan jawaban halus yang ia terima dari anak semata wayangnya, malah cacian pagi yang
"Selamat pagi nak...sarapan dulu sini, Ibu sudah menyiapkan bubur ayam kesukaanmu nak,,," sapa Ibu Ratna, namun bukan jawaban halus yang ia terima dari anak semata wayangnya, malah cacian pagi yang
Monday, 12 December 2011
Penyesalan yang Menyakitkan
Ini adalah sebuah cerita dari Ega the Imperishable, ceritanya agak sedikit ngawur tapi semoga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang membaca. Terima kasih
Di suatu ketika di sebuah Universitas ternama , ada seorang pria yang bernama Ega, dia mempunyai pujaan hati yang menjadi wanita spesial dalam hatinya, namanya Susan. Gadis yang paling cantik dengan rambut panjang, kulit putih di jurusan Fakultas Sastra. Ega sudah sangat lama mengagumi gadis tersebut, ia selalu berpikir bagaimana cara untuk mendekatinya, ia bingung harus melakukan apa dan mulai dari mana,
Di suatu ketika di sebuah Universitas ternama , ada seorang pria yang bernama Ega, dia mempunyai pujaan hati yang menjadi wanita spesial dalam hatinya, namanya Susan. Gadis yang paling cantik dengan rambut panjang, kulit putih di jurusan Fakultas Sastra. Ega sudah sangat lama mengagumi gadis tersebut, ia selalu berpikir bagaimana cara untuk mendekatinya, ia bingung harus melakukan apa dan mulai dari mana,
Thursday, 10 November 2011
Kapan Pesawatku Berangkat, Tuhan?
Pagi-pagi buta aku bangun, ku buka tas travelingku yang berwarna putih dengan garis kuning mengikatnya erat, Ibu menbantuku memasukan semua pakaianku yang hanya berwarna putih kuning, namun aku tidak merasa aneh dengan hal ini, yang penting hari ini, aku bisa berangkat. Duduk sebentar menghela nafas, berpikir sepertinya ada seseuatu yang aku lupakan, dan itu harus ku bawa dalam kepergianku, Ibu menyodorkan 10 uang logam berlubang, aku menatapnya tajam, apakah ia menyindirku yang tak tahu mata uang, namun ia berpesan sesuatu padaku, jika aku mau perjalanan ini lancar dan penuh kebahagiaan, jangan membawa uang banyak, sebab itu tidak penting nanti, aku mematuhinya dan mengambil logam tersebut. Saat aku buka lemari baju ku, aku temukan buku deary ku yang aku tulis sejak SMP, sepertinya masih ada waktu untuk membacanya,Ibu kembali datang padaku, kali ini ia membawa kain putih yang cukup lebar, tanpa bertanya untuk apa itu, ia menyuruhku untuk mengumpulkan semua amal perbuatan baik ku selama ini kedalam kain tersebut, memisahkannya dengan semua perbuatan , perkataan dan pemikiran jahatku dan ini aku bungkus rapat dengan kain warna kuning, dalam deary aku baca semua, dan mulai memisahkan kedua sifat baik dan burukku, semua sudah siap,, kain kuning dan putih itu sudah penuh, aku berdiri untuk menatap ibu sejenak, matanya berair, seperti menangis, aku menghampirinya dan memeluknya erat, kemana aku akan pergi dalam perjalannya ini, seperti mimpi, seperti ini adalah jalanku yang sudah digariskan oleh Tuhan, ibuku berpesan kedua kain itu adalah tiketku menuju Dunia Surga dan Neraka, jadi aku mengerti dengan semua kejadiaan ini, namun aku sudah siap jika harus pergi sekarang. Stelah melepas genggaman tangan ibu aku melangkah keluar rumah, dan seketika aku berada di tengah tempat peristirahatan kakek dan neneku, disini aku duduk sebentar mengamati situasi, disini aku melihat beberapa orang membawa kain putih dengan bungkusan besar dan ada juga yang membawa kain kuning yang besar isyaratkan tiket kemana tujuan kita setelah ini, aku membawa kain kuning, tentunya ini adalah tiket menuju neraka karena sifat yang jahat. Benar saja sesosok yang tak kukenal menghampiriku untuk menyuruhku mampir dulu di dunia Neraka, aku tidak bisa sembunyikan atau membuang kain kuning ini, dia selalu melekat padaku... tapi aku tidak boleh menyesalinya, siapa tahu juga disana aku bertemu teman-teman lama yang lebih dulu berangkat, aku sendiri disini Ibu,Ayah dan adiku tidak ada, mengapa aku terpenjara ditempat ini, sampai lama sekali aku menunggu, namun pesawat dengan nomor yang tertera pada kain kuningku belum juga berangkat, aku bertanya kepada petugas disana, ia mengecek semua dokumen perjalananku transit di neraka dan menuju Surga, setelah beberapa lama ia memberikan informasi, bahwa aku tidak termasuk dalam daftar keberangkatan, aku masuk dalam daftar tunggu, aku semakin tidak mengerti dengan semua ini, apa maksudnya dengan keadaan ini, aku terambang disini tak bisa kembali pulang, dan tak bisa berangkat menuju dunia Surga. Aku menjadi penghuni disini, arwah yang tak tau jalan, sebab aku meninggal belum pada saatnya, hanya itu penjelasan dari petugas malam, tanpa menginformasikan kisah kematianku.
Wednesday, 19 October 2011
Mabuk
''Biarkan ia terbaring lemah disana, jangan ganggu dia lagi, aku sudah tidak sudi bersamanya, melihat dan bosan menasihatinya"
Mataku perih sekali saat mendengar cacian ibu kepada adiku di tengah malam, namun aku tak bisa beranjak bangun, aku sudah sangat lelah, dan melanjutkan tidur.
Pagi pukul 7 pagi kembali aku mendengar cacian itu, dan lebih perih kurasa dari yang kemarin malam,,,,,,,,
"Ini balasanmu sebagai anak, menyakiti hati Ibu dan tak mau menurut apa kakakmu, lihat dia jadikan ia tauladan dalam perilakumu" nasihat ibu pada adiku, ..........aku belum mengetahui apa permaslahannya kenapa adiku di marahi pagi-pagi buta, ..........."ada apa bu , ada masalah apa dengannya?'' tanyaku pelan sambil mengelus bahu ibu ku.
Adiku melihatku malu, matanya merah dan aku merasakan alkhohol setiap nafasnya.
"Ini adikmu kemarin pulang tengah malam, dan ia mabuk berat hingga muntah di kamarnya..." entah siapa teman yang ia ajak minum," jawab ibuku dengan nada keras. Aku membathin dalam hati, ini pertama kalinya ibu marah seperti ini karena masalah mabuk adiku. Adiku bangun, berjalan pelan melewati ku dan duduk di kursi depan meja rias,,,,,, "Kadek tidak minum banyak, kemarin karena kondisi lemah dan ajakan teman, makanya cepat muntah, padahal cuma minum 2 tegukan gelas kecil" adiku membantah.
Bapaku datang membawa secangkir kopi hangat, dan berkata" ia dia kemarin mabuk, tolong nasihati dia, kamu sebagai kakaknya mesti bisa menjaga adikmu agar tidak keluar jalur dalam pergaulan,,,,"
"Ia pak nanti saya nasihati" sahutku pendek
pukul 8 pagi, kedua oarngtuaku berangkat kerja, mereka berangkat dengan beribu kekesalan yang terparut lesu di wajahnya. Aku dan adiku dirumah, berdua saling pandang sejenak, ingin sekali aku memukul kepalanya agar ia mau mengerti dan memahami arti menata masa depan, agar tidak memiliki jalan seperti ku.
"Dengan siapa kau kemarin minum-minuman keras?'' Tidakkah kau tahu mabuk hanya mendatangkan malapetaka, bukan hal yang menghebohkan, namun malah akan menghancurkan masa depanmu" nasihatku padanya.
Adiku hanya diam dan nyengir saja, Aku takut ia marah,meskipun aku kakaknya, namun tubunya lebih besar dan jika aku dan dia bertengkar akan kembali merusak nama baik keluarga. Aku mulai untuk mereda emosi dan menahan amarahku.
"..........ah cuma minum sedikit dan ini tumben aku mabuk, tidak seperti kakak dulu,'' sahut adikku,
,,,,,,,,,,maksudmu? tanya ku,
"Ia bagaimana kehidupan kakak dulu," sebelum ia melanjukannya, aku berpaling kekamar tidur, aku tahu apa yang akan ia katakan. Itulah mengapa aku sulit untuk mengubah atau menasihatinya, semua perilaku itu ia tiru dari perilaku dan watakku dulu, aku hanya bisa bercermin dimasa lalu tentang kehidupanku. Apakah waktu yang akan mengubah kehidupnnya untuk menjadi lebih baik?
"Aku terpenjara dimasa lalu dengan pengalaman itu. Minum-minuman keras dan mabuk dijalan. Semua itu berubah dari keyakinanku akan masa depan." jelasku padanya.
Adiku pergi meninggalkanku tanpa mau menjawab satu pertanyaanku yang paling aku nanti jawabannya, : Maukah kamu kuliah melanjutkan pendidikanmu?
Mataku perih sekali saat mendengar cacian ibu kepada adiku di tengah malam, namun aku tak bisa beranjak bangun, aku sudah sangat lelah, dan melanjutkan tidur.
Pagi pukul 7 pagi kembali aku mendengar cacian itu, dan lebih perih kurasa dari yang kemarin malam,,,,,,,,
"Ini balasanmu sebagai anak, menyakiti hati Ibu dan tak mau menurut apa kakakmu, lihat dia jadikan ia tauladan dalam perilakumu" nasihat ibu pada adiku, ..........aku belum mengetahui apa permaslahannya kenapa adiku di marahi pagi-pagi buta, ..........."ada apa bu , ada masalah apa dengannya?'' tanyaku pelan sambil mengelus bahu ibu ku.
Adiku melihatku malu, matanya merah dan aku merasakan alkhohol setiap nafasnya.
"Ini adikmu kemarin pulang tengah malam, dan ia mabuk berat hingga muntah di kamarnya..." entah siapa teman yang ia ajak minum," jawab ibuku dengan nada keras. Aku membathin dalam hati, ini pertama kalinya ibu marah seperti ini karena masalah mabuk adiku. Adiku bangun, berjalan pelan melewati ku dan duduk di kursi depan meja rias,,,,,, "Kadek tidak minum banyak, kemarin karena kondisi lemah dan ajakan teman, makanya cepat muntah, padahal cuma minum 2 tegukan gelas kecil" adiku membantah.
Bapaku datang membawa secangkir kopi hangat, dan berkata" ia dia kemarin mabuk, tolong nasihati dia, kamu sebagai kakaknya mesti bisa menjaga adikmu agar tidak keluar jalur dalam pergaulan,,,,"
"Ia pak nanti saya nasihati" sahutku pendek
pukul 8 pagi, kedua oarngtuaku berangkat kerja, mereka berangkat dengan beribu kekesalan yang terparut lesu di wajahnya. Aku dan adiku dirumah, berdua saling pandang sejenak, ingin sekali aku memukul kepalanya agar ia mau mengerti dan memahami arti menata masa depan, agar tidak memiliki jalan seperti ku.
"Dengan siapa kau kemarin minum-minuman keras?'' Tidakkah kau tahu mabuk hanya mendatangkan malapetaka, bukan hal yang menghebohkan, namun malah akan menghancurkan masa depanmu" nasihatku padanya.
Adiku hanya diam dan nyengir saja, Aku takut ia marah,meskipun aku kakaknya, namun tubunya lebih besar dan jika aku dan dia bertengkar akan kembali merusak nama baik keluarga. Aku mulai untuk mereda emosi dan menahan amarahku.
"..........ah cuma minum sedikit dan ini tumben aku mabuk, tidak seperti kakak dulu,'' sahut adikku,
,,,,,,,,,,maksudmu? tanya ku,
"Ia bagaimana kehidupan kakak dulu," sebelum ia melanjukannya, aku berpaling kekamar tidur, aku tahu apa yang akan ia katakan. Itulah mengapa aku sulit untuk mengubah atau menasihatinya, semua perilaku itu ia tiru dari perilaku dan watakku dulu, aku hanya bisa bercermin dimasa lalu tentang kehidupanku. Apakah waktu yang akan mengubah kehidupnnya untuk menjadi lebih baik?
"Aku terpenjara dimasa lalu dengan pengalaman itu. Minum-minuman keras dan mabuk dijalan. Semua itu berubah dari keyakinanku akan masa depan." jelasku padanya.
Adiku pergi meninggalkanku tanpa mau menjawab satu pertanyaanku yang paling aku nanti jawabannya, : Maukah kamu kuliah melanjutkan pendidikanmu?
Sunday, 18 September 2011
Angan, mimpi dan ,,,,,,,,,,,?
Di kamarku ada satu lukisan, warnanya sangat cerah, disana terdapat taman bunga dan kolam kehidupan, 3 burung putih berkicau merdu melengkapi goresan pena dalam kanvas.. Warnanya yang sangat cerah dan menawan, hingga tidak perlu lampu lagi hiasai kamarku. Hari ini sangat penat kurasa, beban hati yang sulit terungkap, tentang cinta, tenaga, pikir dan semangat yang terkikis waktu kerja menjadikan tubuhku lemah di ujung hari. Ingin kurebahkan perlahan dalam terangnya malam kamarku.Ku mulai rebahkan diri diranjang malam ku, sprainya bermotif bunga dan harum, 2 bantal menemaniku setiap malam yang berkekuatan imajinasi menemani setia. Mataku masih menerawang langit, pandanganku sejauh hatiku memikirkan dia. Namun semakin lama semakin kurasakan mata ini terpejam secara perlahan hingga kurasakan terpejam seutuhnya, sejenak kamarku terasa gelap, sedetik berlalu sinar kecil muncul mendekatiku, sinarnya menyilaukan mataku, sekejap kubuka mata dan aku sudah berada dipadang rumput yang mahaluas, seperti dunia baru yang tercipta untuku, disini malaikat kecil itu anugrahkan kekuatan spesial untuku dengan satu nasihat, aku bisa berbuat apa saja di dunia baru ini, aku bahagia disini,kan segera kuciptakan matahari mungil nan penuh senyum tuk awali hari di dunia ini,agar umat disini tidak pernah merasa kepanasan, dan bunga2 ditaman merasa nyaman dengan kehadiran mentari mungil, di taman itu ada ratusan kupu2 berbagai warna, bunga dari dunia dewi-dewi dan kelinci kecil yang bemain riang tak kenal waktu. Ketika siang hari, kanku pinta awan-awan meneduhi ku dari teriknya mentari, mentari itu aku, awan-awan juga aku, aku disini bisa jadi apa saja yang aku inginkan, andai ia tahu, akau ingin sekali mengajak dia untuk mampir kedunia baru ini. Pancaran cahaya mata hati ku akan hancurkan segala kegelisahan dan kepedihan menjadi butiran halus kecil,menjadi serpih debu beraneka warna hiasi embun abadi menjadi pelangi dengan ribuan warna. Dan saat malam tiba, tak akan kubiarkan hujan hapus bintang- bintang yang hiasi duniaku, kankucptakan sang bulan Purnama selalu bersinar agar para gadis, pasangan sejati dan si dia bisa menikmati indahnya malam, terbuai pada setiap sajak cinta yang tecipta dariku, aku juga penyair itu, purnama adalah temanku. Aku adalah musim disini, aku tentukan musim yang aku suka, ia datang dan pergi sesuai hatiku, mengalir bagai sungai bening penuh ayat-ayat kehidupan yang akan menyatu dengan lautan jiwa dan samudra anugrah mahaluas,, aku ingin berenang disana dengan beriak ombak kecil dan ikan-ikan yang berenang dalam kerajaan samudra anugrah. Betapa sangat bahagianya aku, dunia baru ini adalah impian dan anganku, sebab aku bisa melangkah lebih dari jutaan waktu, sebab waktu itu juga aku, tak terasa hari akan segera berganti lagi, aku ingin ceritakan rumahku disini, lihatlah tatanan taman bunga itu, kupu-kupu dan kelinci putih menyapaku, dikamarku disini masih tergantung kokoh lukisan penuh warna, ranjang mungilku tersenyum saat kurebahkan tubuhku. Desir angin membiarkanku lelap dalam mimpiku sendiri, saat embun pagi menetes di mataku, kubiarkan ia mengalir melewati lekuk wajahku dan jatuh menjadi sumber kehidupan baru, sebab aku belum ingin terbangun dari mimpi dan angan ini. Mata terpejam dan yakin bahwa semuanya ada dalam angan dan mimpi ini, namun memang benar nasihat malaikat kecil itu, ada yang tidak ada dalam dunia yang ia ciptakan, yaitu kenyataan.
Subscribe to:
Posts (Atom)