Sunday 24 July 2016

Antara Logika dan Rasa

Artinya semua harus aku sampaikan melalui tulisan ini, karena terkadang pertemuan tidak dapat memberikan kemampuan mu dan aku menjelaskan apa yang dirasakan. Berbagai pertemuan kadang membungkam kemampuanku untuk mengucapkan banyak kata, tidak seperti percakapan melalui handphone. Sesaaat setelah membaca tulisan ini segeralah memberi kabar tentang keputusan, 

Pertanyaan yang ingin aku sampaikan adalah "Bagaimana menurutmu antara Logika dan Rasa?"

Pertanyaan ini muncul begitu saja setelah aku mendengar kalimat "hanya sebatas teman", sejenak melamun mendengar saja ocehan teman-teman yang menyanyikan kalimat itu disamping telingaku. Aku hanya bisa berpikir dan merasakan maknanya, semakin dirasa semakin sakit, bahkan jika aku ingin menyelaminya lebih dalam maka akan teringat kembali dua kata terakhir yang akan melengkapi kisahku, "kamu terlalu baik" dan "aku mau fokus kuliah". 


Aku tak ingin lagi membahas hal ini, namun kalimat ini selalu aku jadikan topik dalam setiap percakapan. Meskipun kalimat itu aku tahu tidak sengaja engkau ucapkan. Tujuan ku cuma satu, akankah ini menjadi kalimat yang akan mengakhiri kisah ini?


Mengenang kembali apa yang telah kita lalui bersama, dan berbagai skenario yang telah aku ciptakan untuk meykinkan diriku dan meyakinkanmu dirimu adalah sejati. Aku takut kehilanganmu, seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya, bagaimana aku sulit sekali menjalani hari setelah putus waktu itu. Aku pernah bercerita dan memintamu menjadi istri, meskipun kita beda 7 tahun, usia itu bukan penghalang. Aku sering memintamu untuk meminta atau mencari izin dari kedua orang tuamu, agar kisah kita tidak berhenti di ujung hari dimana kita sudah saling sepakat. Aku ingin tahu respond kedua orang tuamu, agar kita bisa menentukan sikap dan mencari solusi pemecahannya. Kamu bercerita, gadis mungil yang belum bisa berinteraksi langsung dengan orang tua apalagi untuk membahas hal yang sangat penting. 

Aku sadari, biarkan semua berlalu seperti bagaimana kita menjalani waktu. Hari demi hari, banyak perubahan dalam diri dan sikapku, entah karena aku, dirimu atau masa depan yang ingin aku ciptakan bersamamu, aku bangga bisa bercerita masa depan yang belum pasti, hanya meyakinkanmu aku layak untukmu. 

Kini aku tidak lagi mengirup aroma minuman keras, kau sering mengingatkanku, aku tak lagi menebar janji-janji kepada orang lain, wanita, gadis dan perempuan lainnya, itu semua karena kamu menyadarkanku. Kamu hanya satu yang aku tahu yang memiliki sikap seperti itu, kesederhanaan dan kedewasaan pola pikir menjadikanku bangga memilikimu.

Seharusnya kita berada dipantai saat ini, memandangmu, menceritakan isi dari tulisan ini, menceritakan betapa rindunya aku saat jauh darimu. Lucu, menulis lagi, lucu aku ungkapkan disini, tapi aku tidak malu, biar orang lain juga membaca, setidaknya mereka pernah tahu, bahwa malaikat memang benar-benar ada. Tuhan mengirimkannya satu untuk ku.

Logika dan Rasa, seperti biasa, hidupku penuh skenario-skenario yang aku rancang sendiri, kepadamu dan juga kepada teman-temanku. Semua tidak berakhir baik, logika dan rasa yang tidak bisa dibedakannya. 

Betapa bodohnya diriku juga, setelah semua terjadi aku malah memadamkannya dengan bensin. Tak akan selesei dan bahkan bisa menghacurkanku. Semua skenario aku buat dalam imajinasiku, tapi tidak semua berimajinasi sesuai harapaan ku. Dan kamu pun marah luarbiasa aku rasa. Dan itu artinya aku tetap menang. Aku bangga atas balasan terakhir itu "Sekarang Tidak akan ada yang bisa menyakiti ka ega ", mengapa aku menang? Karena aku selalu melebihi ego pasanganku sebelumnya, sehingga mereka nurut semua yang aku lakukan, meskipun aku salah. Mereka tetap anggap aku benar. Itu tidak terjadi padamu, aku sangat takut membaca pesan itu sesungguhnya, meskipun sudah kau baca tulisan ini, aku tahu kamu masih marah denganku. 

Aku sudah memaafkanmu tulus, karena Rasa, rasa cintaku, rasa sayangku yang begitu dalam, aku berpikir mengapa kau memilih kata teman, karena aku akan menjadi teman hidupmu. Namun temanku berpesan juga, bahwa kamu tidak bisa putus dengannya karena kamu hanya dianggap teman saja.

Cukup sudah aku mengerti, kalimat itu tak akan membuatku membencimu seperti kalimatku dalam percakapan, aku selalu tersenyum saat melihatmu marah, senang bercampur aduk dengan kesal, kecewa sedikit....senang saat kita marahan, profilmu diganti dengan fotoku, kadang foto kita. 
Kalimatnya selalu menarik untuk dimengerti.

Aku menceritakan semua tentangmu kepada keluarga dan teman-temanku, betapa bangga dan spesialnya dirimu. Betapa aku tak bisa melirik yang lain lagi, membandingkan lagi dengan yang lain. Aku yakin masa depanku bersamamu.

Antara Logika dan Rasa aku memilih, rasa cintaku yang dalam kepadamu, aku rindu kepadamu dan juga aku mesti memikirkan solusi dan langkah agar orang tuamu setuju untuk 2 tahun kedepan. 

Tulislah I Miss You too, seperti aku selalu merindukanmu.

Ka ega.................


No comments:

Post a Comment