Sunday 21 February 2016

Hujan punya cerita

Dihapus kasihan, dibuang sayang, jadi disimpan disini.
Sebuah cerita kiriman dari seseorang tentang pengalamannya.
Sudah lama aku tidak menulis, dan kini terketuk hati untuk menarikan pena di panggung sepi.
Hujan- photo :Google
Butir - butir hujan yang jatuh membasahi tanah dan sesekali mengenai kulitku yang sedang menyaksikan kehadirannya dari teras rumah. Hmm hari - hari panas yang aku lalui terbayarkan dengan tetesan - tetesan air yang membawa kesejukan entah pada hawa lingkungan sekitarku ataupun hatiku.

Entah kenapa aku begitu suka hujan, kadang aku membiarkan begitu saja ia membasahi tubuhku dan aku bahagia berada di tengah - tengah nya. Aku teringat satu waktu yang membuatku berterimaksih pada hujan , saat ia menahanmu disini untuk tetap bersamaku melewati dinginnya malam kala itu. Itu menyenangkan ,bahkan benar - benar sangat menyenangkan.


Semua yang terukir dan apa yang pena ini lantunkan masih tentang kamu dan rindu ini juga masih tentang kamu. Aku enggak tau kenapa kamu bisa menjadi objek yang menarik untuk dicatat oleh penaku. Bahkan kamu termasuk pria pertama dan satu - satunya yang aku tulis. Mungkin itu keberuntunganmu. Namun tidak kali ini, bukan tentang kamu tapi tentang kebodohanku yang tidak pernah mengerti tentang hal apapun!

Inilah kebodohanku ketika aku benar - benar tidak mampu untuk menghadapi ketidakberdayaanku karena menyayangimu. Sungguh aku tidak begitu tau apa aku menyayangimu atau tidak. Aku tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan diri dan rasaku . Apa yang aku cari dari diri seorang pria semua ada padamu, aku sudah membuang banyak waktu dan hal hanya sekedar untuk melihat wajahmu. Ini bukan aku bukan aku! Dulu aku tidak sebodoh ini, perempuan idealis . Aku tidak pernah keluar malam untuk hal hal tidak penting, saat aku menyukai seseorang aku selalu menyertakan logika ku. Mereka bilang aku unik.

Entah kenapa pertemuan kita merubah banyak hal dari diriku. Hal yang dulunya aku kutuk kini aku lakukan. Bukan magsudku aku menjadi lebih buruk, tidak!
Saat ini aku merasa bahwa itu hal lama yang harus aku terima , yang harus aku tau. Aku katakan kamu hebat! Kamu hebat membuat perempuan dengan jiwa yang keras ini menjadi tidak berdaya.

Bahkan ketika semua hal yang sepertinya memintaku untuk pergi tapi aku tetap disini menunggu line atau bbm undanganmu untuk datang ke sana. Bahkan setelah cerita cerita tentang perempuan yang silih berganti kamu khianati. Aku tidak peduli! Bahkan ketika aku sedang bersamamu dan tiba tiba ada perempuan yang kini mengisi kekosongan statusmu. Aku masih menunggu

"Saat kamu menggunakan rasa maka kamu akan merasakan perihnya"

Itulah yang aku alami.
Aku tidak tau kapan tepatnya aku menganggap penting arti hadirmu. Tapi semenjak hal itu terjadi aku malah menjadi tak karuan. Aku tidak tau semacam rasa apa yang aku rasakan.

Kini kita sudah agak menjauh, aku berusaha mensyukuri itu. Aku menulis karangan ini pada periode yang berbeda  seperti aku ingin mengukur kadar "rasaku" padamu , lalu merangkai nya . Tapi kamu tahu rasa yang aku alami semakin besar . Ya , aku gagal

Dan aku tidak bisa mengatakan hal apapun tentang rasaku, aku malu mengakuinya.
"Bersamamu aku melakukan hal yang belum pernah aku lakukan , dan aku mendapatkan hal yang belum pernah jua aku rasakan"

Senja
Senja ini aku mendengarkan  lagu yang sedikit tidaknya mengungkapkan apa yang aku rasakan, lirik nya sederhana tapi mengena
"Dikala hati resah
Seribu ragu datang memaksaku
Rindu semakin menyerang
Kalaulah ku dapat membaca pikiranmu
Dengan sayap pengharapanku ingin terbang jauh

Biar awanpun gelisah
Daun daun jatuh berguguran
Namun cintamu kasih terbit laksana bintang
Yang bersinar cerah menerangi jiwaku

Andaikanku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan ku berikan seutuhnya rasa cintaku
Selamanya selamanya..."
D'cinnamons


*aku harap cerita cerita selanjutnya akan berubah, tidak tentang kamu lagi.

Penulis merahasiakan nama dan alamatnya, jadi tidak
bisa saya menampilkan identitasnya.
Namun tulisan ini sangat menyentuh hati dan berkesan.
Semoga penulis bisa selalu menarikan dan melantunkan penanya, agar selalu semangat dalam menulis.  

No comments:

Post a Comment