Berseberang jurang terbatas waktu
sayup-sayup dingin udara membeku
singasana cinta pandangi kita
nurani bicara bibir tak bersuara
rindu hatiku beku membatu
suka dan dukaku menjerit
semua marah ingin bersorak padu
pikiran membenciku sendiri
jantung dan jam dinding adu cepat
berpacu dengan waktu hari ini
aku memandang tajam mata indah bulat
bantu aku, memulai naskah pagi
ribuan waktu aku menunggu
dan merajut butiran cinta
hingga saat hatimu hatiku bertemu
aku hanya diam seribu bahasa
Aku titip puisi ini untukmu, gantunglah dijendela kamarmu, yang akan heningkan malam mimpimu, hingga engkau dapat merasakan rinduku yang berteman sepi.
No comments:
Post a Comment