Saturday 29 October 2011

My Imagination Love Story

I've been living with you in my dream
All love stories were created by me
All tears have never came to me
Forever joy you with me
I've been telling myself the same old story
That I couldn't live without your gravity
without your smile story

And I call you in my memory
Even though I know
You only live in your life
You.ll never see me
Your shadow hanging over each blink
And I live in the real world
Alone with my love story
Only in my imagination

Tuesday 25 October 2011

Langit adalah Inspirasiku

Pagi ini langit pucat, tak secerah pagi kemarin. Tak seindah saat aku melihatnya tersenyum, menemani kekosonganku di pagi hari. Mungkin banyak masalah yang langit pendam, langit rasa tak ada yang mau jadi temannya, hingga langit ungkapkan dalam tangisan rintik hujan kemarin malam. Sayatan yang mengiris hati langit membuat tangisnya makin deras, membanjiri hati dan pikiran setiap insan, untuk turut merasakan perihnya ditinggal mentari di pagi hari. Betapa tidak bahagianya langit, karena sang bintang pergi menjauh, menyelam berenang ke dalam dunia gemerlap. Dan ketidaksetujuan langit pada sang awan yang lebih memilih untuk bercanda dengan petir dan gemuruh sore. Langit tidak pernah salah, langit adalah hamparan yang maha luas, langit adalah tempatku melihat keagungan alam, karena perasaanku dapat menari bebas disana, jauh lebih indah daripada aku melihat ribuan warna di layar ini.
Beginilah langit yang berceloteh ria di pagi hari. Memandang damai kearahku, dan mulai bangkit dari keterpurukan, bangkit untuk menghibur dunia disini. Melambai cakrawala, menyapa awan untuk menyambut sang mentari mungil di timur, perlahan langit mulai terang, menawan memecah sebutir embun yang jatuh dari kaki awan menciptakan pelangi di kepala danau melintasi bukit dan gunung tinggi dan berujung di depan rumahku. Cahaya pelangi yang sejukan hatiku, mengajarkanku makna kesabaran dan kedamaian tak kenal amarah dan benci, langit adalah temanku bersenandung ria dipagi hari, berharap langit selalu ceria dihatiku sampai sang bintang kembali. Aku akan menemaninya menelusuri hari hingga sang purnama suci hadir dikeindahan malam nanti.

Monday 24 October 2011

Night Audit Job


Menatap mata malam
menanti mata hari
membuka setiap lembaran kisah
perjalanan wisata di Bali
tak ada tetesan keringat
hanya memeras akal
yang melemahkan daya ingat
namun semua ini halal

Saturday 22 October 2011

Voiceless Poems


can it be a proof of my love?
thousands of poems are written
millions of words are arranged
but I've never spoken it 
imagination and illusion 
bring me to your romance valley
wait and hoping
best time will come
that you will see signs of my true love

Wednesday 19 October 2011

KARYA SASTRA




Karya Sastra Bentuk Prosa
Karangan prosa ialah karangan yang bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Pada dasarnya karya bentuk prosa ada dua macam, yakni karya sastra yang bersifat sastra dan karya sastra yang bersifat bukan sastra. Yang bersifat sastra merupakan karya sastra yang kreatif imajinatif, sedangkan karya sastra yang bukan astra ialah karya sastra yang nonimajinatif.
Macam Karya Sastra Bentuk Prosa
Dalam khasanah sastra Indonesia dikenal dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.
Perbedaan prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu adalah:
Prosa lama:
1.       Cenderung bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat.
2.       Istanasentris ( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat feodal).
3.       Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam khayal dan fantasi.
4.       Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
5.       Ceritanya sering bersifat anonim (tanpa nama)
6.       Milik bersama
Prosa Baru:
1.       Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat)
2.       Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari)
3.       Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan
4.       Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
5.       Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas
6.       Tertulis
1.       Prosa lama 
Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Dalam hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek pembicaraan sastra lama ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat. Hal ini disebabkan oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia.  Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:
a.       Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul
b.       Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang
c.        Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil
d.       Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.
e.       Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
f.         Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
2.       Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh:Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.
Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:
1.       Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam 
2.       Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau  Ki hajar Dewantara.  
3.       Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4.       Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
5.       Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar – Adinegoro,Catatan di Sumatera – M. Rajab.
6.       Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh:Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7.       Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.
8.       Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.
9.       Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
10.    Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
A.       Puisi
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah
a.       tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
b.       amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
c.        rima adalah persamaan-persamaan bunyi
d.       ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
e.       metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris
f.         majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi
g.       kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api, dll.)
h.       diksi adalah pilihan kata/ungkapan
i.         tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a.       puisi lama
Ciri puisi lama:
1.       merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2.       disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3.       sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Yang termausk puisi lama adalah
1.       mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib
2.       pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
3.       karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
4.       seloka adlah pantun berkait
5.       gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
6.       syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
7.       talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
b.       puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas
1.       balada adalah puisi berisi kisah/cerita
2.       himne adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3.       ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa
4.       epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5.       romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6.       elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7.       satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Membaca Puisi
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:
1.       jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll.,
2.       pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll.,
3.       pemahaman puisi yang utuh,
4.       pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan teaterikal
5.       tempat acara: indoor atau outdoor,
6.       audien,
7.       kualitas komunikasi,
8.       totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik)
9.       kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan tempo)
10.    kesesuaian gerak,
11.    jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan:
a)       pemilihan kostum yang tepat,
b)       penggunaan properti yang efektif dan efisien,
c)       setting yang sesuai dan mendukung tema puisi,
d)       musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi
B.       Drama/Film
Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk pementasan. Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain).
C.       Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.
1.       Zaman Sastra Melayu Lama
Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain.
2.       Zaman Peralihan
Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.
3.       Zaman Sastra Indonesia
a.       Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)
Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental.
Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk)
b.       Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)
Cirinya adalah 1) bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2) temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3) bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris, 4) pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda, 5)aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan  6) setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.
Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama Bebasari), Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam), Hamka (roman Tenggelamnya Kapa nVan Der Wijck).
c.        Angkatan ’45
Ciri umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.
Tokohnya Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir), Achdiat Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira), Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera)
d.       Angkatan ’66
Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.
Tokohnya adalah W.S. Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta), Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng), N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen).
D.       Identifikasi Moral, Estetika, Sosial, Budaya Karya Sastra
1.       Identifikasi Moral
                Sebuah karya umumnya membawa pesan moral. Pesan moral dapat disampaikan oleh pengarang secara             langsung maupun tidak langsung. Dalam karya satra, pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokoh-       tokohnya atau komentar langsung pengarangnya lewat karya itu.
2.       Identifikasi Estetika atau Nilai Keindahan
                Sebuah karya sastra mempunyai aspek-aspek keindahan yang melekat pada karya sastra itu. Sebuah puisi,                       misalnya: dapat diamati aspek persamaan bunyi, pilihan kata, dan lain-lain. Dalam cerpen dapat diamati                    pilihan gaya bahasanya.
3.       Identifikasi Sosial Budaya
                Suatu karya sastra akan mencerminkan aspek sosial budaya suatu daerah tertentu. Hal ini berkaitan                         dengan warna daerah. Sebuah novel misalnya, warna daerah memiliki corak tersendiri yang                                      membedakannya dengan yang lain. Beberapa karya sastra yang mengungkapkan aspek sosial budaya:
                Pembayaran karya Sunansari Ecip mengungkapkan kehidupan di Sulawesi Selatan.
                Bako Karya Darman Moenir mengungkapkan kehidupan Suku Minangkabau di Sumatera Barat.

Semua Tentang Puisi


Puisi


1. Pengertian
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poetberasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
(1)     Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
(2)     Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
(3)     Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
(4)     Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
(5)     Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

2. Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
(1)     Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2)     Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.
(3)     Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4)     Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.
(5)     Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.

Mabuk

''Biarkan ia terbaring lemah disana, jangan ganggu dia lagi, aku sudah tidak sudi bersamanya, melihat dan bosan menasihatinya"
Mataku  perih sekali saat mendengar cacian ibu kepada adiku di tengah malam, namun aku tak bisa beranjak bangun, aku sudah sangat lelah, dan melanjutkan tidur.
Pagi pukul 7 pagi kembali aku mendengar cacian itu, dan lebih perih kurasa dari yang kemarin malam,,,,,,,,
"Ini balasanmu sebagai anak, menyakiti hati Ibu dan tak mau menurut apa kakakmu, lihat dia jadikan ia tauladan dalam perilakumu" nasihat ibu pada adiku, ..........aku belum mengetahui apa permaslahannya kenapa adiku di marahi pagi-pagi buta, ..........."ada apa bu , ada masalah apa dengannya?'' tanyaku pelan sambil mengelus bahu ibu ku.
Adiku melihatku malu, matanya merah dan aku merasakan alkhohol setiap nafasnya.

"Ini adikmu kemarin pulang tengah malam, dan ia mabuk berat hingga muntah di kamarnya..." entah siapa teman yang ia ajak minum,"  jawab ibuku dengan nada keras. Aku membathin dalam hati, ini pertama kalinya ibu marah seperti ini karena masalah mabuk adiku. Adiku bangun, berjalan pelan melewati ku dan duduk di kursi depan meja rias,,,,,, "Kadek tidak minum banyak, kemarin karena kondisi lemah dan ajakan teman, makanya cepat muntah, padahal cuma minum 2 tegukan gelas kecil" adiku membantah.

Bapaku datang membawa secangkir kopi hangat, dan berkata" ia dia kemarin mabuk, tolong nasihati dia, kamu sebagai kakaknya mesti bisa menjaga adikmu agar tidak keluar jalur dalam pergaulan,,,,"

"Ia pak nanti saya nasihati" sahutku pendek

pukul 8 pagi, kedua oarngtuaku berangkat kerja, mereka berangkat dengan beribu kekesalan yang terparut lesu di wajahnya. Aku dan adiku dirumah, berdua saling pandang sejenak, ingin sekali aku memukul kepalanya agar ia mau mengerti dan memahami arti menata masa depan, agar tidak memiliki jalan seperti ku.

"Dengan siapa kau kemarin minum-minuman keras?'' Tidakkah kau tahu mabuk hanya mendatangkan malapetaka, bukan hal yang menghebohkan, namun malah akan menghancurkan masa depanmu" nasihatku padanya.
Adiku hanya diam dan nyengir saja, Aku takut ia marah,meskipun aku kakaknya, namun tubunya lebih besar dan jika aku dan dia bertengkar akan kembali merusak nama baik keluarga. Aku mulai untuk mereda emosi dan menahan amarahku.
"..........ah cuma minum sedikit dan ini tumben aku mabuk, tidak seperti kakak dulu,'' sahut adikku,
,,,,,,,,,,maksudmu? tanya ku,
"Ia bagaimana kehidupan kakak dulu," sebelum ia melanjukannya, aku berpaling kekamar tidur, aku tahu apa yang akan ia katakan. Itulah mengapa aku sulit untuk mengubah atau menasihatinya, semua perilaku itu ia tiru dari perilaku dan watakku dulu, aku hanya bisa bercermin dimasa lalu tentang kehidupanku. Apakah waktu yang akan mengubah kehidupnnya untuk menjadi lebih baik?

"Aku terpenjara dimasa lalu dengan pengalaman itu. Minum-minuman keras dan mabuk dijalan. Semua itu berubah dari keyakinanku akan masa depan." jelasku padanya.

Adiku pergi meninggalkanku tanpa mau menjawab satu pertanyaanku yang paling aku nanti jawabannya, : Maukah kamu kuliah melanjutkan pendidikanmu?

Tuesday 18 October 2011

Angel in My Dream

I was dreaming when angel came
she touched my special heart
Felt the Heaven was calm
Love never broke the heart

I wouldn’t have woken up
If I couldn’t have met her
Angel flew up
Danced in my heart to thought

I wish she came here
Although I’ve never met her
I will feel her touch
Deep smile and the charm of heaven

Monday 17 October 2011

Dewa Ayu

Dewi Ayu, I call you proudly
Angel without wings and can't fly
shines bright in my world
stunning girl, and smile beautifully

Your eyes are key
To see the best world and joy life
Your heart is a deep ocean of the secret
Love, lives in my life

Flowers are envy see your graceful
The Secret of wonderful
I am look like fool
Beside you, I love you full

My Birthday Celebration October 9, 2011





















Tuesday 11 October 2011

Sebatang Rokok Menyala

Saat aku mulai menulis rangkaian kata ini, aku sejenak menundukan kepala. Mohon kepada-Nya agar kau selalu diberikan kedamaian disana, aku hanya bisa menitipkan doa dan sajak ini sebagai pengantar kepergianmu.

aKu juga merasa saat EngkaU merasa sepi
Sebatang rokok menyala
membakar nafas dan mengubur mimpi
Secangkir air bicara dibagi bersama
Kita tahu ini dunia hitam'
setan selalu hadir dalam kebersamaan
mengapa kita selalu menanti kedatangannya
dan ingin agar ia hadir sampai kiamat dunia
lihatlah dirimu,nafasmu sedingin salju
matamu semerah setan itu
wajahmu pucat kelabu
berhentilah setan bercumbu
***pada kisah malam minggu dulu
engkau selamat dari dosa
masih mampu menyambung hidup
sebentar saja menata masa depan
kini kisah itu diputar kembali
cerita tragis di malam minggu
luka, tempat dan waktu yang pasti
menjadi akhir cerita hidup
Wahai teman........
kepergianmu kini akan menjadi kisah
dunia setan membawa malapetaka
hanya membawa luka dan menyiksa
tak ada lagi sebatang rokok menyala

Untuk Dewa Gede Wira Utama
Semoga engkau mendapat tempat yang baik, sesuai amal dan bhaktimu disini.